Forbes merilis orang-orang terkaya di Indonesia, dan salah satu yang menjadi sorotan adalah Hermanto Tanoko karena tercatat sebagai orang terkaya kedua di Indonesia.
Berdasarkan laporan Forbes, harta Hermanto Tanoko mencapai US$34,3 miliar atau Rp554,87 triliun. Jumlah kekayaan ini juga membuatnya menempati posisi ke-51 orang terkaya di dunia.
Bersama saudaranya Wijono, Hermanto Tanoko adalah puncak pimpinan Avia Avian, pperusahaan cat terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini adalah warisan ayahnya.
Selain mengelola perusahaan ayahnya sebagai Presiden Komisaris, Hermanto juga membangun kerajaan bisnisnya sendiri dengan Tancorp. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur, ritel, logistik, dan properti.
Kesuksesan Hermanto Tanoko membuat banyak orang penasaran dengan perjalanan hidupnya. Bagaimana kisahnya?
Kehidupan kecil Hermanto Tanoko termasuk beruntung. Meski kedua orangtuanya sibuk bekerja, ia tak pernah kekurangan perhatian. Bahkan dalam sebuah wawancara, Hermanto Tanoko mengaku sangat dekat dengan kedua orangtuanya.
Sang ayah Soetikno Tanoko sudah berbisnis palawija sebelum Hermanto lahir. Sementara sang ibu, Soeryani pedagang pakaian dan barang bekas di depan rumah.
Meski di siang hari Soetikno dan Soeryani sibuk mencari uang, mereka tetap melakukan kominikasi yang intens saat malam. Itulah yang membuat Hermanto Tanoko sangat mengerti bagaimana perjuangan kedua orangtuanya.
Ia bahkan tak malu mengakui jika hingga umur 11 tahun, dirinya masih tidur dengan kedua orangtua. “Walaupun bertemu hanya malam, tapi sangat intens dan dekat sehingga saya tahu perjuangan mereka untuk anak-anaknya,” katanya seperti dilansir CNBC.
Setiap malam, ia selalu dicekoki cerita sejarah dan perjuangan sang ayah menjalani bisnis sebelum ia lahir. Diketahui bisnis Soetikno Tanoko memang pasang surut sejak memulainya di tahun 1948.
Ketika tiba di Indonesia dari China, Soetikno hanya seorang petani. Namun, ia dengan cepat menjadi pengusaha sukses. Hingga di tahun 1950, ia memiliki rumah, toko dan motor. Sayangnya kebijakan tersebut rasial yang diterapkan presiden RI saat ini.
Hal itu membuat Soetikno langsung kehilangan harta benda karena masih berstatus sebagai WNA. Ia bahkan harus angkat kaki dari Indonesia. Namun, seperti tak boleh pergi dari Tanah Air, perahu yang membawanya justru tak kunjung datang.
“Akhirnya, ayah pergi ke Gunung Kawi. Tinggal di emperan wihara pakai tikar. Sampai 6 bulan,” kata Hermanto Tanoko, dikutip dari akun Youtube Christine Lie, Kamis (18/7/2024).
Pengalaman berharga sang ayah pun dijadikan pedoman hidup Hermanto. talenta, ketekunan, inovasi dan pantang menyerah adalah kunci agar hidup sukses.
Salah satunya terobosan Soetikno saat berbisnis apotek di tahun 1960-an. Saat itu ia menerapkan sistem pengantaran obat gratis, cara yang tak pernah dipikirkan para kompetitor.