Bahlil Lahadalia baru saja dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pria kelahiran 7 Agustus 1976 di Kecamatan Banda, Maluku Tengah ini diketahui menjabat menjadi menteri investasi sejak 28 April 2021.
Pria yang juga menjabat Ketua Golkar juga diketahui sebagai pengusaha sukses dengan banyak perusahaan tambang, properti, dan konstruksi di dalamnya.
Bahlil juga aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Dia bergabung dengan Hipmi sejak tahun 2003.
Pada 2015-2019, Bahlil pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019.
Tetapi kehidupan masa kecil Bahlil tidak begitu mudah. Karena ayahnya dahulu berprofesi sebagai kuli bangunan.
Sementara, sang ibu ikut bekerja membantu ekonomi keluarga dengan menjadi tukang cuci. Sejak sekolah dasar Bahlil turut membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di sekolah.
Saat masih bersekolah di tingkat menengah pertama, Bahlil sempat menjadi kondektur. Di tingkat menengah atas, dia pernah jadi sopir angkot.
Usahanya berjuang demi bisa bersekolah akhirnya terbayarkan karena bisa melanjutkan pendidikan tinggi dengan berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Papua.
Selesai kuliah, Bahlil sempat menjadi pegawai kontrak di perusahaan Sucofindo. Seiring berjalannya waktu, Bahlil dan teman-teman mendirikan kantor konsultan keuangan dan IT. Pada usia 25 tahun, Bahlil menjadi direktur wilayah konsultan tersebut di Papua dan memimpin 70 orang karyawan.
Dia pun aktif di Hipmi dan pernah menyatakan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Kekayaan Bahlil

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Bahlil Lahadalia, memiliki kekayaan senilai Rp 310.420.076.693 atau Rp 310 miliar. Kekayaannya tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan ke KPK pada 1 April 2024 dalam kapasitasnya sebagai Menteri Investasi.
Dalam laporan tersebut, Bahlil memiliki 18 aset tanah dan bangunan senilai Rp 291.617.305.000 yang tersebar di beberapa kota, seperti Jakarta Selatan, Jayapura, hingga Gianyar.
Selain itu, Bahlil melaporkan kepemilikan alat transportasi dan mesin senilai Rp 98.400.000. Ia mengeklaim hanya memiliki dua mobil, yaitu Toyota Harrier tahun 2007 senilai Rp 57,8 juta dan Honda CR-V tahun 2010 senilai Rp 40,6 juta.
Bahlil juga melaporkan kepemilikan surat berharga senilai Rp 1.612.500.000 dan kas serta setara kas senilai Rp 17.091.871.693. Menariknya, ia mengeklaim tidak memiliki utang.
Bahlil juga melaporkan kepemilikan surat berharga senilai Rp 1.612.500.000 dan kas serta setara kas senilai Rp 17.091.871.693. Menariknya, ia mengeklaim tidak memiliki utang.
Dengan demikian, total kekayaan Bahlil mencapai Rp 310.420.076.693. Lalu apa saja bisnis Bahlil yang dimuat dari IDX Channel:

1. Meta Mineral Pradana
Dengan izin tambang yang luas konsesi gabungannya mencapai lebih dari 600 hektar di Konawe Utara, perusahan ini menjadi bisnis selanjutnya yang dimiliki oleh Bahlil. Dari komposisi sahamnya, PT Rifa Capital memiliki sebesar 10 persen saham, sedangkan PT Bersama Papua Unggul memiliki sebesar 90 persen saham.
2. Bersama Papua Unggul
Perusahaan yang satu ini memiliki riwayat kemenangan di lelang proyek Pembangunan Jalan Bofuer-Windesi (MYC) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di samping bidang konstruksi, perusahaan ini juga bergerak di bidang perdagangan, instalasi listrik, telekomunikasi, hingga mekanikal.
3. Dwijati Sukses
Meski telah memiliki Rifa Capital yang bergerak di banyak jenis industri, ternyata menteri yang satu ini juga memiliki perusahaan lain yang bergerak di bidang konstruksi atau properti. Nama perusahaan ini sering muncul di situs lelang proyek pemerintah.
4. Rifa Capital
Perusahaan Rifa Capital milik Bahlil Lahadalia telah mengeksplorasi sekitar 39 ribu hektare lahan tambang batubara di Papua Barat, Fak-Fak dan 11 ribu hektare lahan nikel di Halmahera. Beberapa nama perusahaan yang ada di bawahnya antara lain adalah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance, dan PT Pandu Selaras. Asetnya berupa lahan tambang batu bara di Fak-Fak dan Halmahera.
Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.
