Bagaimana seorang yang dulu menjadi pemulung sekarang jadi pebisnis sukses?
Tidak ada yang tahu garis tangan seseorang. Hal inilah yang dirasakan oleh Yoanisa Adhani Nasution.
Yoan, panggilan akrabnya adalah seorang gadis muda yang menjadi pengusaha kuliner di Kota Padangsidimpuan, Sumatra Utara. Tetapi yang tidak banyak orang tau, Yoan pernah menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dimuat dari IDX Channel, Yoan menceritakan kisahnya yang menjadi seorang pemulung pada tahun 2005 di Padangsidimpuan. Dia sendiri adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Pada masa kecil, Yoan tak merasakan suasana seperti anak-anak yang lain. Bagaimana tidak, pada saat teman-temannya bermain, Yoan lebih memilih pergi mencari barang-barang bekas seperti gelas air mineral selepas pulang sekolah.
Hal itu dilakukannya agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, Yoan harus banting tulang menjadi seorang pemulung. Pekerjaan ini dia geluti selama 1 tahun
“Maksimal hasilnya saat itu 2 kilogram, kalau dirupiahkan hanya Rp2.000,” ujarnya mengenang masa lalu, Selasa (21/9/2021).
Keluarganya bercerai
Kehidupan Yoan semakin bertambah berat saat ayahnya sakit dan ibunya memutuskan untuk berpisah. Dia lebih memilih untuk tinggal bersama ayahnya agar bisa membantu merawat.
Kepahitan hidup Yoan semakin bertambah, ketika teman-teman sekolahnya kerap membully. Hampir setiap hari dia harus menerima cemoohan dari teman-teman di sekolah.
“Mereka bully karena kedua orang tua saya pisah, terutama pada saat ayah jatuh sakit,” katanya.
Tetapi Yoan tidak mau berkecil hati. Karena sikap itu menjadi modal Yoan untuk bisa lebih baik dari orang membullynya.
“Kalau sekarang ketemu, saya perlakukan mereka dengan baik. Itukan masa anak-anak,” ucapnya.
Setelah ayahnya meninggal dunia pada 2008, Yoan yang masih berusia 11 tahun tinggal bersama saudaranya. Tetapi dia kemudian pindah ke rumah ibunya.
“Amanah almarhum ayah, saya bisa satu tempat tinggal bersama ibu, kalau ayah sudah meninggal dunia,” kata gadis yang punya hobi menari tersebut.
Jadi pengusaha
Yoan sudah memiliki bakat menjadi pengusaha sejak sekolah. Dia nekat mengumpulkan uang jajannya untuk membuka usaha.
Dimulai pada tahun 2014. Saat itu, dia harus mengumpulkan uang sebanyak Rp3 juta selama 1 tahun demi membuka usaha jualan kembang api.
Tetapi usahanya itu bersifat musiman seperti, pada puasa Ramadhan dan tahun baru. Tak berhenti di situ, pada 2018, Yoan lalu membuka usaha jasa delivery yang diberi nama Mangalappataru.
Dengan modal Rp200.000, dia bisa menghasilkan uang Rp150.000-200.000 per hari. Untuk mengembangkan usaha tersebut, dia harus bekerja sama dengan banyak jenis usaha. Bahkan, dia menjual produk-produk dari Kota Medan.
“Alhamdulillah, penghasilan bersih setiap harinya Rp150.000-200.000 per hari,” katanya.
Karena kerja kerasnya itu, usaha Yoan semakin berkembang lalu membuat usaha kuliner ceker ayam pedas. Awalnya, dia menjalankan usaha tersebut dari rumah dengan menampung pesanan dari masyarakat.
“Selanjutnya, saya membuka usaha kuliner bernama ‘Mak Yon’ di Jalan Sudirman, tepatnya di simpang lampung merah tidak jauh dari Alaman Bolak Kota Padangsidimpuan,” ujarnya.
Tak heran, saat ini dari usaha kuliner Mak Yon, dia bisa menghasilkan uang Rp1-2 juta per malam. Akhirnya, di tahun 2021, Yoan sudah membuka usaha butik.
Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.