Boikot dan Inflasi Buat McDonald’s Merugi

0
Franchise asing

Serangan Israel terhadap Gaza menimbulkan dampak yang serius bagi beberapa perusahaan, salah satunya McDonald’s.

Franchise asal Amerika Serikat ini melaporkan mengalami penurunan penjualan global pertama dalam 3 tahun lebih.

Mereka pun menyakini salah satu faktor penurunan ini akibat boikot yang dilakukan konsumen selama invasi yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Baca Juga  Ini 4 Jenis Waralaba dengan Modal Rp20 Juta, Wajib Coba Peluangnya

Dilansir dari Reuters, penjualan McDonald’s di Amerika Serikat turun hingga 0,7 persen di kuartal yang berakhir 30 Juni. Padahal, tahun lalu perusahaan yang didirikan oleh Ray Kroc mengalami lonjakan hingga 10,3 persen.

Sementara di penjualan internasional, franchise yang bergerak di sektor fast food ini turun hingga 1,1 persen, hampir setengah dari pendapatan 2023.

Makanan cepat saji yang McDonald’s. (Foto: Pixabay/Pexels)

Selain boikot, daya beli yang semakin berkurang akibat inflasi juga menjadi alasan lain.

Badai inflasi memaksa konsumen berpenghasilan rendah beralih ke makanan yang lebih terjangkau. Hal ini membuat daya beli untuk makanan cepat saji seperti McDonald’s, Burger King dan Taco Bell mengandalkan penjualan paket hemat.

Baca Juga  Fast Food China Bangkit Melawan Dominasi KFC, McD dan Starbucks

Meski sedang mengalami penurunan penjualan, McDonald’s masih yakin perkiraan margin operasional di tahun 2024 di angka 40 persen hingga 50 persen.

“Meskipun lalu lintas (pelanggan) sedang lambat sekarang, situasinya akan membaik di paruh kedua tahun ini dengan nilai yang lebih baik pada menu,” kata Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Zacks Investment Management.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *