Ini Langkah Kemendag Dorong Perkembangan Ritel Modern

0
branding ritel sepi penjualan

Industri ritel memang menjadi salah satu sektor yang harus berhadapan langsung dengan perkembangan teknologi. Hal ini terbukti dengan bergesernya pola perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk ritel.

Hal itulah yang membuat Kementerian Perdagangan melalui Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) mendorong transformasi ritel di era digital.

Kepala BKPerdag Kasan menjelaskan Kemendag terus mendorong para pelaku ritel untuk memanfaatkan semua sarana pemasaran, termasuk niaga-el (e-commerce).

“Pergeseran pola perilaku konsumen dalam membeli produk ritel menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha sektor ritel,” ujar Kasan seperti dilansir situs resmi Kemendag.go.id, Selasa (20/8/2024).

Baca Juga  Ini Negara yang tidak Miliki Gerai McD, Dari Alasan Ekonomi hingga Politik

Menurut Kasan, digitalisasi adalah suatu yang sangat penting, terutama di era baru pascapandemi. Semua sektor perdagangan harus beradaptasi dengan segara perubahan dengan melakukan inovasi, termasuk ritel modern.

Berdasarkan dara dari Bank Indonesia, penjualan ritel setelah pandemi mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari Indeks Penjualan Rill di bulan Juli 2024. Tercatat jika terdapat pertumbuhan 4,3 persen (year-on-year).

ritel
Alfamart (Flickr)

Meningkatnya penjualan eceran didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2024 tercatat senilai 123,4,” ujarnya.

Pada rilis yang sama, Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Bappenas Pande Nyoman Laksmi Kusumawati menjelaskan niaga-el bisa menjadi saluran ritel yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan cepat.

Baca Juga  4 Tokoh Besar yang Suka dengan Nasi Goreng dari Bintang Spiderman hingga Obama

Platform ini diproyeksikan bisa memberi kontribusi sebesar 24 persen pada penjualan ritel di tahun 2027. Angka tersebut meningkat dibandingkan 2023 yang nilai kontribusinya mencapai 21 persen.

“Potensi ini diperkirakan datang dari pasar negara berkembang senilai lebih dari 64 persen. Selain itu, dompet-el terus menjadi pilihan pembayaran. Penggunaan dompet-el diperkirakan akan meningkat dari 49 persen pada 2022 menjadi 54 persen pada 2026,” ungkap Laksmi.

Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.

WhatsApp Chat Icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *