Kementerian Perdagangan melihat persebaran bisnis waralaba masih berkutat di Pulau Jawa, di mana Jakarta masih mendominasi. Tetapi Kemendag melihat ketika Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur mulai dihuni, bisnis waralaba akan berkembang.
“Ada potensi, setiap ada pergerakan penduduk tentunya ada pertumbuhan ekonomi nyaman,” tutur Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Moga Simatupang dalam pameran International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2024 di Jakarta Convention Center, Jumat (16/8/2024).
Dia menilai konsentrasi waralaba yang ada di Pulau Jawa karena besarnya populasi penduduk. Tetapi bila, IKN mulai banyak dihuni masyarakat, akan terbuka potensi baru bagi waralaba.
“Dilihat dari populasi penduduk dan juga marketnya masih di Jawa. Kemudian terkait di IKN, nantikan semua perlu proses. Kita berharap, agar proses bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan,” terangnya
Pertumbuhan 5 persen
Tetapi dia menilai bahwa situasi global yang menantang akan berdampak kepada waralaba. Badan Pusat Statistik ekonomi Indonesia mampu tumbuh ke angka 5,05 persen pada triwulan kedua 2024.
Pertumbuhan yang masih cukup baik ini juga disokong oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang biasanya memilih skema waralaba untuk memperluas gurita bisnisnya.
“Berdasarkan olahan data Kementerian Perdagangan, jumlah pertumbuhan waralaba naik 5 persen dari tahun sebelumnya. Sampai dengan 9 Agustus 2024 tercatat bahwa pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 151 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW),” tutur Moga
145 pemberian surat
Masih dari data yang sama, pemberi waralaba negeri sebanyak 145 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba. Adapun merek dalam negeri sebanyak 149 dan merek luar negeri sebanyak 143 merek.
Persebaran bisnis waralaba masih terpusat di Pulau Jawa, dimana daerah khusus di Kota Jakarta masih mendominasi, disusul Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Sedangkan untuk bidang usaha yang paling banyak diwaralabakan yaitu Food and Beverage (FnB) sebesar 48,34 persen.
Posisi kedua ada jasa kecantikan dan kesehatan sebanyak 11,26 persen, jasa pendidikan non formal sebanyak 10,60 persen, retail 8,60 persen, laundry 9,56 persen, otomotif sebanyak 3,92 persen dan lain-lain yang meliputi jasa properti, jasa perawatan dan perbaikan elektronik jasa biro perjalanan wisata, apotek, karaoke, hotel dan sebagainya.
Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.
