Kisah Sukses Pengusaha Lobster, Dari Hobi hingga Punya Omset Rp30 Juta Per Bulan

0

Satrio Suryo mengawali bisnisnya bermula dari hobi. Ternyata bisnis budidaya lobster ikan tawar ini memberikan cuan jutaan rupiah per pekan.

Diketahui ikan yang hidup di sungai-sungai air tawar ini memiliki banyak daging dan empuk. Karena itu banyak yang mencari ikan yang berasal dari Australia ini.

Satrio melakukan budidaya lobster jenis red claw ini di teras rumahnya. Dia membuat kolam di rumahnya di Jalan Jalan Kalpataru V E Nomor 13 E, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang.

Satrio memisahkan lobster yang masih anakan dengan indukan. Lobster yang masih kecil diletakkan pada semacam pipa dengan arus gelembung di air, hal ini supaya udara bisa masuk di dalamnya.

Berawal dari hobi

Lobster (Flickr)
Baca Juga  Siapa Pemilik Apotek K-24? Lulusan Fakultas Kedokteran UGM, Punya Hobi Fotografi

Satrio memulai usahanya ini pada tahun 2006. Ketika itu dia membudidayakan lobster di aquarium, lantas memindahkannya ke kolam yang lebih besar, karena kian banyaknya lobster yang berkembang.

“Saat itu kita belajar untuk breeding dan pengembangbiakan seperti apa, marketnya seperti apa. Jari budidaya lobster air tawar, pakai shelter, pompa, karena lobster air tawar butuh oksigen,” ucap Satrio Suryo yang dimuat dari IDX Channel.

Lobster biasanya akan memasuki musim kawin selama satu minggu hingga satu bulan untuk bertelur. Setiap indukan
lobster disebut memiliki jumlah telur yang berbeda-beda, antara 300-500 telur untuk ukuran sedang.

Bahkan ada yang mencapai 700 telur untuk yang berukuran jumbo hingga berat 500 gram ke atas. Dimana tingkat keberhasilan telur-telurnya mencapai 70 persen, karena 30 persen di antaranya ada yang dimakan sesama lobster, hingga ganti kulit, sehingga mati.

“Setelah bertelur kita ambil, dipisahkan telurnya, kita nunggu dia menjadi buyaran sekitar satu bulanan, dipindah ke kolam pembesaran, sampai usia tiga bulan, sampai ukurannya 2-3 inci bertambah,” katanya.

Dikirim ke beberapa kota

Lobster (Flickr)
Baca Juga  5 Kisah Inspirasi Pengusaha yang Sukses di Indonesia, Ada yang Anak Tukang Becak

Saat dipindahkan ke kolam yang lebih besar, lobster akan berkembangbiaknya dengan sendirinya, dan setelah itu dijual.
Biasanya dalam satu kilogram berisikan 15-20 ekor lobster, dengan harga per kilogramnya antara Rp250.000-Rp300.000, tergantung kualitas dan ukurannya.

Bila ada lobster jumbo harganya akan lebih mahal, bisa terjual Rp250.000 per kilogramnya. Pemasarannya pun sudah merambah hingga ke luar Pulau Jawa.

Beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta, hingga Bali, menjadi tujuan utama. Permintaan terbanyak biasanya datang dari Pulau Bali, karena lobster air tawar diminati oleh wisatawan mancanegara.

Peminat lobster juga cukup banyak mulai dari hotel, resto-resto, sudah setor rutin kita ke resto – resto di Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, itu terbanyak.

“Biasanya mereka pesan melalui media sosial, dari Instagram. Kalau yang capitnya bagus, biasanya digunakan untuk hias, itu adari indukannya,” jelasnya.

Satrio juga memberdayakan para peternak lobster sebagai mitra untuk memenuhi permintaan konsumen. Total ada sebanyak 20-30 mitra di Kota Malang yang ia bina, siap menyetorkan lobster. Dimana dari para mitra itu biasanya ada panen raya setahun dua kali.

“Kalau waktu panen raya itu memang sedikit agak turun, tapi nggak drastis, ya antara Rp250.000-Rp350.000 per kg, untuk yang jumbo bisa sampai Rp 350.000, Kita ngambil dari semua petani Rp180.000-Rp200.000 per kilogram,” jelasnya.

Dalam satu pekan Suryo mampu menyetor antara 30-50 kilogram, jika panen raya bisa menyetor 100 kilogram per pekan. Artinya jika dikalkulasikan per pengiriman ke konsumen paling sedikit 30 kilogram saja, dia mendapat pemasukan Rp7,5 juta per minggu, jika per bulan bisa mencapai minimal Rp30 juta.

Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.

WhatsApp Chat Icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *