Bagaimana bisnis dari teras rumah sekarang punya omset miliaran rupiah?
Waroeng Steak & Shake menjadi populer sebagai pionir makan steak pakai nasi. Sekarang gerai dati restoran ini sudah bisa ditemui di sebagian kota di Indonesia.
Tetapi perjuangan dari Jody Broto Suseno sang pemilik Waroeng Steak & Shake tak lah mudah. Dirinya membangun usahanya bersama sang istri dari teras rumah.
Pada awalnya, Jody dan istri ingin memfasilitasi pelajar/mahasiswa dan masyarakat menengah bawah untuk bisa menikmati makan steak. Karena itulah dirinya membuka warung steak di teras rumahnya pada di tahun 2000.

Jody membuka toko pertamanya di Cenderawasih, Yogyakarta. Pemilihan nama “waroeng”, kata Jody, bertujuan untuk mengesankan bahwa ia menjual steak dengan harga terjangkau.
Ia membuat steak ini dengan harga yang ramah di kantong bagi semua kalangan.
Dibantu dengan dua orang karyawan, mereka memutuskan untuk menjalankan usaha tersebut dengan modal yang didapat dari hasil jualan motor satu-satunya.
Dirinya hanya memiliki 5 hotplate, 5 meja makan, dan ruangan dengan kapasitas 20 orang.
Pada awalnya usahanya tak berjalan lancar di enam bulan pertama, di mana omset yang didapatkan hanya berkisar Rp 20 Ribu sampai Rp 30 Ribu.
Bahkan, mereka pernah merasakan tidak ada satupun pembeli yang datang dan membeli steak yang mereka tawarkan.

Namun, semangat mereka tidak pernah pupus. Memasuki bulan ketujuh, usaha mereka mengalami peningkatan dan perkembangan setelah berhasil diliput oleh media lokal.
Dikutip dari laman resmi Waroeng Steak and Shake, saat ini bisnis kuliner milik Jody sudah berhasil berekspansi ke 22 kota besar di Indonesia yang tersebar di berbagai pulau.
Setiap gerai Waroeng Steak & Shake bisa mendapatkan omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Bisa dibayangkan berapa banyak pundi-pundi uang yang terkumpul dari 82 gerai Waroeng Steak & Shake setiap bulannya.
Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.
