Warung Tegal (Warteg) Warmo merupakan tempat kuliner legendaris yang ada di Jakarta. Warteg Warmo terkenal buka nonstop 24 jam setiap hari, tidak terkecuali pada hari raya keagamaan.
Warteg Warmo yang berlokasi di perempatan lampu merah di Tebet Timur ini mempunyai kisah unik dari mulai didirikannya. Apalagi saat ini omzet dari usahanya perhari bisa mencapai 1,5 – 2,5 juta rupiah.
Warmo didirikan oleh H.Datsir dan istrinya Hj. Tarinah. Pasangan suami istri ini pertama kali mendirikan rumah makan di Jl Kober bilangan Kp. Melayu Jakarta Timur pada tahun 1969.
Kemudian pasangan ini pindah ke daerah Tebet dan mendirikan Warmo yang bertahan hingga saat ini. Sobirin anak dari almarhum H.Datsir dan almarhumah Hj. Tarinah merupakan generasi ke dua yang kini mengelola Warteg Warmo.
Nama Warteg Warmo bukan nama singkatan tetapi nama karyawan Warteg yang kali pertama kerja. Sehingga kini menjadi ikon dari rumah makan tersebut.
“Kebetulan masyarakat sekitaran kalau mau makan ayu ke wartegnya si Warmo, yah sampai sekarang terkenalnya itu, dan kebetulan juga kita berada di simpangan lampu merah alias di pojokan bisa juga di artikan WArung MOjok.” Jelas Sobirin.
Langganan Artis
Selain para pejabat tidak ketinggalan para selebritis menjadi langganan warteg Warmo yang hampir setiap hari usai bekerja atau syuting makan di wartegnya.
Banyak juga sih pejabat dan artis, mungkin tak terhitung juga artis yang kerap makan disini, salah satunya Rafi Ahmad, walau sekarang jarang . Kalau buat pesanan untuk makanan syuting sih masih ada.
Selain itu ada juga ungkapan masyarakat bahwa makan ditempat terasa lebih nikmat ketimbang di bawa pulang atau (take away), yang dikaitkan juga dengan anggapan klenik.
Pria paruh baya itu menepis, hal itu merupakan anggapan miring masyarakat dan itu dianggapnya lucu.
” itu kesannya begini, banyak orang datang dari jauh bahkan dari Tangerang, Bekasi cuma makan ala kadarnya, bercerengkama dengan temannya sambil ngopi, karena suasananya disini beda, nyaman saja buat makan sambil bercerengkama ,” imbuhnya.
Seiring waktu, berjamurnya usaha warteq disekitar tidak membuat lantas dirinya merasa tersaingi, malahan Sobirin yang juga petani di kampungnya ini mengaku merasa senang kalau melihat mereka yang mau berusaha.
“Saya malah merasa senang kalau mereka juga ramai, soal rejeki kan tuhan yang ngatur, pun kita juga punya segmen pasar sendiri sendiri.” Kata dia.
“Bahkan tambah Sobirin mantan karyawan yang pernah kerja di warteg Warmo juga telah mempunyai usaha sendiri sendiri, ” ada yang menjual nasi goreng, angkringan, warteg juga ada, malah kita bantu modal ala kadarnya,” katanya.
Franchise
Sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat umum, Sobirin mengaku belum berkeinginan untuk membuka prospek franchise. Walau sudah pernah memikirkan hal tersebut.
“Untuk membuka franchise saya belum kearah itu, karena sudah menjamur juga pranchaes warteg. Ada sih wacana kesitu cuma sampai saat ini belum terealisasikan,” tukasnya.
Sobirin menegaskan Warteg Warmo tidak membuka cabang, pun begitu Sobirin mengaku pernah membuka warteg di beberapa tempat.
“Paling kita pernah membuka cabang kebeberapa tempat di Bogor, Bekasi, kali malang yang di kembangkan bersama keluarga, namun suasananya tetap ramai di warteg Warmo Tebet ini, akhirnya tempatnya tutup saya buat kontrakan,” tutur Sobirin.
Jika kamu ingin bertanya perihal franchise atau kemitraan, bisa menghubungi nomor WhatsApp di bawah ini.